telah aku simpankan
dalam bekas
yang selalu aku cucikan
cahaya yang aku tabungkan
dari mentari senyuman
yang kalian pancarkan
tapi bekasku berdindingkan cermin
yang pecah
pantulannya mencapah
tak kembali ke asal
telah aku cantumkan
cermin di dinding bekas
yang selalu aku cucikan
tapi jariku selalu luka
mengotori cermin itu
dan pantulan cahaya itu
sudah tidak jernih seperti dulu
telah aku cucikan
di cerminku yang retak pecah
darah yang mengkaburkan pantulan
dari cahaya mentari kalian
dengan air paling jernih
darah itu tanggal
tapi cantuman kaca itu pula luruh
dan pantulan tak juga kembali
ke asal
lalu,
bekas ini
cermin ini
cahaya itu
mentari itu
adalah perantara kita
walau bagaimanapun keadaannya
dan buruknya kita.
Sunday, March 15, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)